Ridla, Si Jagoan Diksi
Ridla,namanya. Aku tidak tau kapan mulai mengenalmu. Bahkan, aku tidak tau kapan kita mulai akrab dan berenang bersama kala itu, atau bahkan berbagi kisah sendu maupun rindu dalam sebuah pesan singkat. Aku bukanlah Ridla yang pandai dalam memilih diksi, yang mampu menguraikan sebuah kata menjadi puisi dan bahkan bukan wanita hebat yang penuh ambisi sepertinya. Dia kuat. Aku tidak tau harus sekagum apa lagi pada tuhan semesta alam yang telah menciptakan wanita kuat sepertinya. Yang mampu menyembunyikan luka dalam tawa, yang mampu mengeksekusi kesedihan dalam bentuk puisi. Selamat Hari Menetas kawanku! Kuharap kau selalu dalam keadaan baik. Maafkan aku yang tidak mampu memberimu secangkir kopi biar ga diem-diem bae, ehehe ataupun sebuah kotak berisi kue. Maafkan tulisanku yang konyol ini. Kuharap, niat hijrahmu berjalan dengan baik. Aku tidak akan memaksamu berpakaian lebar untuk memulai langkah hijrahmu, karena aku pun belum begitu. Dan aku, bukan tuhan yang mampu memberi hidayah