Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Ridla, Si Jagoan Diksi

Ridla,namanya. Aku tidak tau kapan mulai mengenalmu. Bahkan, aku tidak tau kapan kita mulai akrab dan berenang bersama kala itu, atau bahkan berbagi kisah sendu maupun rindu dalam sebuah pesan singkat. Aku bukanlah Ridla yang pandai dalam memilih diksi, yang mampu menguraikan sebuah kata menjadi puisi dan bahkan bukan wanita hebat yang penuh ambisi sepertinya. Dia kuat. Aku tidak tau harus sekagum apa lagi pada tuhan semesta alam yang telah menciptakan wanita kuat sepertinya. Yang mampu menyembunyikan luka dalam tawa, yang mampu mengeksekusi kesedihan dalam bentuk puisi. Selamat Hari Menetas kawanku! Kuharap kau selalu dalam keadaan baik. Maafkan aku yang tidak mampu memberimu secangkir kopi biar ga diem-diem bae, ehehe ataupun sebuah kotak berisi kue. Maafkan tulisanku yang konyol ini. Kuharap, niat hijrahmu berjalan dengan baik. Aku tidak akan memaksamu berpakaian lebar untuk memulai langkah hijrahmu, karena aku pun belum begitu. Dan aku, bukan tuhan yang mampu memberi hidayah

Kerja Cerdas

"kalo kebanyakan khawatir justru bakal bikin kita banyak mikir dan akhirnya do nothing" pukul 21.51 kalimat itu aku lontarkan untuk kawanku yang sedang frustasi karena peraturan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau disingkat SBMPTN mengalami sedikit perubahan peraturan karena semakin banyaknya persaingan sehingga seleksi ini semakin diperketat.  Entah atas dasar apa, aku bisa melontarkan pesan yang cukup menggugahnya untuk semakin kuat dalam ikhtiar. Mungkin, aku akhirnya menemukan pola kecerdasan atas kerja keras yang aku rutinkan sehari-hari. Ternyata benar, kerja keras dapat melahirkan kerja cerdas. Kerja cerdas itu suplemen, tapi semua tetap harus dijalankan dengan kerja cerdas. Kalau kita masih punya waktu luang, umur yang muda, energi yang banyak, dan uang yang bisa kita korbankan untuk kerja keras, mengapa tidak? Ketika kita pada akhirnya mendapatkan fase di titik terendah bumi, mungkin? Kita mendapatkan kecerdasan pikiran karena apa-apa yang telah

Kontroversi Puisi Bu Sukmawati

Gambar
Puisi "Ibu Indonesia" yang dibacakan oleh Bu Sukmawati  di acara '29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018' menjadi kontroversi. Hal ini terjadi karena ada singgungan terhadap cadar dan adzan dalam puisinya tersebut. Kira-kira begitulah isi berita yang menjadi headlines di berita tv dan juga media sosial. Negara yang penduduk mayoritasnya muslim ini menjadi terguncang karena puisinya seorang putri proklamator indonesia yang jelas-jelas ada diksi yang melibatkan syariat islam. Entah apa maksudnya, aku tak mengerti, karena aku tidak pandai menelusuri isi diksi. Namun, sangat tidak tepat jika membandingkan suara adzan dengan suara kidung bumi indonesia ataupun yang lainnya. Karena, adzan itu seruan Allah untuk beribadah, seruan Allah mengajak hamba-hambaNya menuju kemenangan, dan didalamnya ada kalimat tauhid bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah. Mungkin, Bu Sukma lupa bahwa ayahnya memperjuangkan tanah indonesia ini ti

Kawanku, Mimi

Gambar
"kreek.. kreek.. kreek.." kira-kira begitulah bunyi suara permainan yang aku naiki semasa tk. Permainan itu maju mundur dan kala itu aku menaikinya sendirian. Entah begitu ceritanya, atau aku melebih-lebihkan? Entahlah. Namun, memoriku mengingatnya seperti itu. Disaat yang sama, aku ditatap oleh gadis kecil yang seusia denganku, rambutnya tergerai panjang dengan poni yang menutupi dahinya, ekspresinya jutek, namun ia tetap cantik dengan kejutekannya itu. Aku tidak begitu ingat bagaimana perkenalan 2 gadis kecil yang hingga saat ini bersahabat itu, yang mengalami fase dimana uang lima puluh perak bisa kita belikan satu buah bola susu teh ita. Manis rasanya, begitu halnya dengan kenangan masa kecil kita kala itu.Ya, 2 gadis kecil itu adalah aku dan Mimi, kawanku.  6tahun menjadi teman sebangkunya di SD membuatku banyak tau tentangnya. Tentang ia yang jutek, tentang ia yang sering moody, tentang ia yang pertama kali memutuskan males ikut geng bff ahahaha konyol, tentang